hamas
New Member
Posts: 9
|
Post by hamas on Dec 30, 2008 1:05:55 GMT -5
Hamas Army
Hamas military personnel undergo intensive, systematic training, which includes basic training (fitness, rifle shooting and field training) advanced training in sniping, anti-tank warfare, intelligence and artillery.
Basic training, conducted in the Strip, is taught by local instructors. Advanced professional training is held abroad in Iran, Syria, and Lebanon (via Hizballah). Operatives of the internal security services (Executive Force, the police, etc.) also undergo basic and advanced training in the Gaza Strip.
The Hamas army (Izzedine al-Qassam Brigades) is currently comprised of 10-15,000 combatants and remains the dominant military force in the Gaza Strip.
Dozens of Hamas training camps were established in the Strip after Israel withdrew from the area. New recruits are instructed in the following basic military skills:
* Target practice * Launching rockets (RPG, anti-tank & Qassam) * Infiltrating barbed wire (fenced) perimeters * Gaining control of enemy structures
Hamas Military Units
Combat
* Artillery (missiles & rockets) * Explosives (IEDs, EFPs) * Explosives (raw material) * Armor * Suicide (squads) * Special Forces * Navy (200 operatives, led by Jamil Al Dahashan -- armed with heavy machine guns and mortars)
Combat Support
* Intelligence * Logistics * Information (propaganda)
The military structure is analogous to that of a professional army.
The Morabitan (fighters who defend Muslim land and prepare for jihad against the enemy) is the largest unit in the Gaza Strip. It is comprised of the following brigades:
* Northern (commanded by Ahmed Ghandour -- Beit Hanoun, Beit Lahia and Al-Atatra serve as the primary launching sites for rocket attacks against Sderot, Ashqelon and western Negev population centers) * Central (previously commanded by Ayman Nawfal) * Gaza City (two brigades commanded by Ahmed Ja’abari) * Southern Sector (Khan Yunis, commanded by Muhammad Sinwar and Rafah, commanded by Ra’ed al-Atar
Each brigade is further divided into platoons and squads. A squad is comprised of 10 soldiers -- parsed into two cells. Each cell has five combatants and a commanding officer. Each squad is armed with two anti-tank launchers, and includes the following operatives: snipers, combat engineers and (standard) infantry. The Hamas arsenal includes:
* Rifles (various) * Machine guns * Imported RPGs (hundreds of PG-2 and PG-7 anti-tank rocket launchers, several dozen advanced anti-tank missiles of various types, including Konkurs [AF-5] and Saggers) * Indigenously produced Yassin RPGs * Qassam rockets * Mortars * Grad (Katyusha) rockets * Anti-aircraft weapons * IEDs & EFPs * Night vision equipment
According to Hamas spokesman Abu Obaida, the organization has also acquired Russian-made Katyusha rockets and continues to manufacture and smuggle weapons.
IDF Brig.-Gen. Yossi Baidatz, head of the IDF intelligence research department, confirmed that Hamas has smuggled advanced anti-tank and anti-aircraft missiles into the Gaza Strip. Israeli security officials have also expressed concern that Hamas may have smuggled a number of Sagger, Konkur and Kornet anti-tank missiles from the Sinai into the Gaza Strip.
The Sagger AT-3 is a Russian-manufactured anti-tank missile, capable of striking a target at distances between 500 meters and three kilometers, and is able to penetrate 400mm of armor. It is a relatively slow missile, whose rate of flight does not exceed 120 meters per second, and requires approximately 25 seconds from the time it is launched until its impact.
It should be noted that Hamas does not rule out conditional, temporary cease-fires (hudna), which aims to reduce the level of confrontation with Israel (tahdi'a) when it serves Palestinian interests.
|
|
hamas
New Member
Posts: 9
|
Post by hamas on Dec 30, 2008 1:21:48 GMT -5
Serangan Terbesar Pertama sejak Konferensi Annapolis
Cairo, Kompas - Sekitar 30 tank dan kendaraan lapis baja Israel, didukung sejumlah helikopter Apache, Selasa (11/12), merangsek ke Jalur Gaza. Tentara Israel menyerang kota Rafah, Beit Hanoun di Jalur Gaza.
Serangan Israel tersebut merupakan yang terbesar pascakonferensi damai Annapolis, AS, November lalu.
Aktivis perlawanan Palestina yang berasal dari berbagai faksi melakukan perlawanan sengit di dua wilayah tersebut dengan menggunakan granat tangan dan roket.
Israel juga melancarkan serangan ke Tepi Barat dengan menangkap sedikitnya 14 aktivis Palestina di Tepi Barat. Israel mengklaim telah menewaskan sedikitnya delapan gerilyawan Palestina di Jalur Gaza. Israel mengakui empat pasukannya cedera dalam serangan tersebut.
Pihak Jihad Islam yang menerjunkan aktivis bersenjata dengan jumlah terbesar dalam pertempuran tersebut mengakui ada empat anggotanya yang tewas serta puluhan lainnya cedera. Dipastikan korban tewas lainnya berasal dari faksi lain.
Salah seorang pemimpin Jihad Islam, Daud Shihab, kepada televisi satelit Al Jazeera mengungkapkan, ada empat anggota milisi Saraya Al Quds, berafiliasi ke faksi Jihad Islam, gugur akibat bentrok dengan pasukan Israel. ?Agresi Israel itu menunjukkan gagalnya konferensi damai Annapolis. Israel malah meningkatkan aksi militer di Jalur Gaza,? kata Shihab.
Ia menegaskan, rakyat Palestina kini berada di belakang semua faksi perlawanan dalam menghadapi dan membendung gerak maju pasukan Israel, baik di kawasan Rafah di Jalur Gaza Selatan maupun kawasan Beit Hanoun di Jalur Gaza Utara.
Shihab mengungkapkan, tank-tank yang didukung buldoser Israel hanya bergerak maju di tanah-tanah kosong di perbatasan Jalur Gaza-Israel di kawasan kota Rafah karena mendapat perlawanan sengit dari gerilyawan Palestina, yang berasal dari berbagai faksi.
Israel mengklaim, tank-tank sempat mendekati jalan raya yang menghubungkan kota Rafah dengan Khan Yunis, serta telah menghancurkan sebuah pompa bensin. Militer Israel menyampaikan dalih klasiknya, yakni serangan itu sebagai upaya menghancurkan infrastruktur terorisme dan mencegah gerilyawan Palestina menembakkan rudal ke Israel Selatan.
Melemahkan posisi Abbas Menteri Negara Israel Ami Ayalon memperingatkan, jika Israel terus memperluas serangan di Jalur Gaza, posisi Presiden Mahmoud Abbas di Tepi Barat akan melemah.
Serangan Israel ke Jalur Gaza juga akan memaksa kubu Fatah di Jalur Gaza bergabung dengan Hamas untuk mempertahankan dan melindungi rumah-rumah dan aset mereka. Karena itu, Ayalon mengimbau militer Israel menghentikan serangan.
Rumah dibangun Dalam konteks politik, hubungan Israel dengan Palestina serta dunia Arab juga mengalami ketegangan menyusul tekad Israel membangun 307 rumah di permukiman Yahudi baru di kawasan perbukitan Abu Ghanem atau Har Homa.
Sekjen Liga Arab Amr Mousa melakukan konsultasi dengan Menlu Arab Saudi Pangeran Suud Faisal dan Menlu Mesir Ahmed Aboul Gheit tentang tekad Israel tersebut. Mousa melayangkan surat ke kuartet perdamaian (AS, Rusia, Uni Eropa, dan PBB) yang menegaskan bahwa keputusan Israel itu merupakan pelanggaran atas janji yang disampaikan di konferensi Annapolis.
Mousa menyatakan, pelanggaran Israel itu membuyarkan upaya membangun rasa saling percaya. Sekjen Liga Arab itu menyampaikan keraguan atas niat Israel mengenai perdamaian.
Ia meminta AS mengambil langkah tegas untuk menghentikan pelanggaran Israel. Otoritas Palestina mengancam memboikot perundingan dengan Israel yang dijadwalkan dimulai hari Rabu ini untuk membahas kesepakatan yang dicapai dalam konferensi Annapolis. (MTH)
Sumber : Kompas
|
|
hamas
New Member
Posts: 9
|
Post by hamas on Dec 30, 2008 1:23:45 GMT -5
Perang Israel-Palestina ternyata tak hanya terjadi di lapangan secara fisik. Beberapa kelompok Yahudi juga “memerangi” Palestina melalui dunia cyber
Perang antara Israel dan Palestina tak hanya di lapangan saja. Namun merambah dunia maya. Kali ini, itu dipicu salah satu situs jaringan kenamaan dunia, Facebook Inc. Pada situs tersebut, anggota yang merupakan pengungsi Yahudi yang tinggal di Tepi Barat harus memilih Palestina, bukan Israel, sebagai negara asal saat mengisi kolom alamat dalam halaman profil mereka.
Bagi warga Palestina di wilayah itu, jika negara mereka terdaftar sebagai Palestina, hal tersebut masuk akal. Sebab, penduduk Palestina berharap agar Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Jerusalem Timur bakal menjadi bagian Negara Palestina setelah proses perdamaian berjalan.
Namun, penduduk Yahudi yang sebagian besar yakin bahwa Palestina diberikan “Tuhan” kepadanya –meski dengan jalan mencaplok– berharap agar ketiga tempat tersebut di bawah kontrol Israel. Juga, menolak kebijakan pemerintah Israel yang “menyukai” ide terbentuknya negara Palestina.
Channah Lerman, salah seorang Yahudi yang memulai kelompok untuk menyelesaikan masalah itu, mengatakan bahwa Facebook sudah mengizinkan pengungsi Yahudi mencantumkan Israel sebagai negara asal.
“Perlahan, mereka memberikan penyelesaian pada daftar walau tidak seluruh wilayah masuk dalam daftar Negara Israel,” tulisnya dalam pesan di situs tersebut Kamis (20/3). “Tetapi, masalahnya adalah sebagian besar titik pengungsian belum terdaftar di Facebook,” tegasnya.
Namun, beberapa warga Yahudi yang menetap di daerah itu menyesal karena Palestina masuk sebagai negara.
“Saya tidak bahagia jika Palestina terdaftar sebagai negara di Facebook atau di situs lain,” ujarnya.
Warga Palestina sebelumnya juga “berperang” dengan Facebook. Awalnya, penduduk Palestina hanya bisa memilih Tepi Barat atau Jalur Gaza sebagai pilihan wilayah. Setelah beberapa waktu, Facebook menyetujui dan menambah Negara Palestina sebagai pilihan negara.
|
|
hamas
New Member
Posts: 9
|
Post by hamas on Dec 30, 2008 1:25:27 GMT -5
Tokoh Hamas, Khalid Mashaal menilai pernyataan Abbas sebagai “lampu hijau” agar Israel menyerang Jalur Gaza. Toh, tak ada reaksi atau kecaman dunia pada Israel
Masyarakat dunia khususnya bangsa Arab dan Muslim terutama para pemimpinnya, entah tidak mengetahui atau pura-pura tidak mengetahui bahwa pembantaian dan holocaust adalah doktrin perang Israel yang selalu diterapkan dalam peperangannya dengan Arab.
Pembantaian berdarah Sabtu (1/3) di Gaza yang menyebabkan lebih dari 61 orang mati syahid, 10 orang diantarannya dari kalangan anak-anak bahkan ada yang masih menyusu makin mempertegas doktrin tersebut. Serangan pada hari Sabtu sejak dini hari hingga sore itu menambah deretan warga Palestina yang gugur sebagai syahid menjadi 80 orang lebih sejak serangan dimulai Rabu lalu.
Marilah kita buktikan mulai dari perang terdekat, sebelum serangan Gaza itu, hingga perang pertama negeri zionis itu dengan Arab yang menggambarkan dengan jelas bahwa holocaust adalah doktrin perang negeri Yahudi itu yang selalu diterapkan dalam setiap peperangan dengan bangsa Arab.
Kita mulai dari perang musim panas dengan Libanon (Hizbullah) pada 2006. Pada saat Hizbullah mampu mengimbangi serangan Israel, negeri zionis itu melakukan pembantaian di desa Qana di wilayah selatan Lebanon 30 Juli 2006. Dunia internasional kembali dibuat geger sehingga mengingatkan kembali pada pembantaian serupa yang terjadi di tempat yang sama pada 1996.
ImageTragedi Qana tersebut telah menimbulkan lebih dari 60 warga sipil tak berdosa tewas seketika dibawah runtuhan gedung yang dibom pesawat tempur Israel, dan lebih separo dari korban adalah anak-anak tidak berdosa.
Bangkai anak-anak yang tewas bagaikan “kecoa” yang terkena semprotan hama itu telah menimbulkan protes keras internasional terutama dari negara-negara Muslim dan banyak LSM internasional yang bergerak di bidang HAM sudah menyiapkan dokumen untuk melaporkan Israel ke pengadilan HAM internasional.
Tragedi kemanusiaan akibat “holocaust” itu paling-paling hanya mengingatkan publik akan tragedi serupa yang pernah dilakukan Israel di daerah yang sama pada tahun 1996. Sekitar 10 tahun yang lalu, pesawat tempur negeri Yahudi itu, tanpa ampun menghujani sebuah tempat penampungan pengungsi milik PBB di desa Qana yang menewaskan 100 orang lebih dari kaum wanita dan anak-anak.
Seperti biasa, Tel Aviv dengan enteng menyatakan “khilaf” alias salah target dengan dalih perlawanan Hizbullah saat itu menembakkan roket-roketnya di dekat pos milik PBB. Dalih yang sama juga dimunculkan menjawab protes dunia atas holocaust Qana kedua pada perang Lebanon 2006.
Tapi yang terjadi sesungguhnya adalah negeri Yahudi melaksanakan sebuah doktrin perang yang selalu diterapkan dalam setiap peperangan melawan negara-negara Arab untuk “mempercepat“ kemenangan.
Doktrin perang negeri zionis yang didirikan di wilayah Arab Palestina oleh para imperialis itu selama ini sering luput dari perhatian publik dunia. Akibatnya, publik selalu tertipu dengan dalih salah target oleh Israel.
Bila melihat sejenak ke belakang, sejarah peperangan Arab-Israel telah membuktikan dimana keterlambatan kemenangan yang diinginkan negeri Yahudi selalu dibarengi holocaust. Doktrin holocaust yang diterapkan Israel dalam setiap peperangan dengan Arab sebenarnya diilhami dari holocaust bangsa Aria oleh para pemimpin Nazi Jerman yang dilakukan kepada warga Yahudi.
Mayjen (Pur), Sulaiman Al-Anqari, pakar strategis Arab pernah menulis dalam artikelnya di harian Al-Sahrqul Awsat, seusai perang Libanon 2006 bahwa doktrin tersebut selalu diterapkan negeri zionis tersebut pada saat “kepepet” dalam satu pertempuran sebagai senjata untuk mempercepat kemenangan, sekaligus menghancurkan semangat juang Arab.
Penerapan di lapangan
Sejarah konflik Arab-Israel membuktikan penerapan di lapangan doktrin tersebut yang mulai dari perang pertama pada 1948 hingga perang keenam pada 2006 di Libanon. Pada perang 1948 misalnya, tentara Israel yang kewalahan menghadapi perlawanan gagah berani gerilyawan Palestina akhirnya melakukan serangkaian holocaust seperti pembantaian di Deir Yasin yang korbannya adalah anak-anak dan kaum wanita.
Pembantaian tersebut tetap tercatat rapi dalam sejarah yang hingga saat ini justeru mengilhami generasi muda Palestina untuk tidak pernah padam semangat juangnya menghadapi pendudukan Israel.
Pada perang kilat tahun 1967, negeri zionis itu kembali melakukan pembantaian serupa, namun kali ini tidak membutuhkan anak-anak atau wanita tapi tawanan perang Mesir yang tidak berdaya.
Puluhan tentara Mesir dan personil yang ditawan dengan tangan terikat dibantai dan dikuburkan secara masal. Berita pembantaian tersebut sengaja dibocorkan untuk menimbulkan kepanikan di kalangan publik dan militer negeri Piramida itu.
Seandainya pembantaian tersebut bukan suatu doktrin peperangan, niscaya aksi holocaust tersebut akan tetap tersimpan rapi menjadi rahasia di bawah tanah hingga saat ini. Pada perang Yom Kipur tahun 1973 antara Israel melawan Mesir dan Suriah, pasukan negeri Israel yang sudah terdesak oleh pasukan Mesir itu kembali melakukan pembantaian terhadap anak-anak sekolah di daerah Bahrel Baqer Mesir.
Seperti biasanya, Tel Aviv mengklaim salah sasaran. Namun aksi holocaust tersebut tidak mampu mengintimidasi pasukan Mesir sehingga AS turun tangan membantu sekutu strategisnya hingga perang berakhir tanpa ada “menang-kalah”.
Pembantaian tersohor lainnya yang dilakukan negeri Yahudi itu kembali terjadi di saat perang melawan Lebanon tahun 1982 yang dipimpin oleh Jenderal Ariel Sharon yang mantan PM Israel.
ImageLebih 5 ribu pengungsi Palestina tak berdaya di kamp Shabra dan Shatila dibantai sehingga Sharon yang sekarang tinggal menunggu ajalnya karena tidak bisa bergerak itu d**enal di kalangan publik Arab sampai saat ini sebagai tukang jagal.
Pembantaian serupa juga dilakukan dalam eskalasi di Lebanon tahun 1996 dan 2006 seperti dijelaskan sebelumnya. Jadi dalih salah sasaran merupakan “lagu lama” yang seharusnya ditentang keras oleh masyarakat dunia terutama dunia Arab dan Islam.
Bahkan doktrin perang ini mendorong tentara Israel untuk menghabisi pejabat-pejabat PBB seperti komisi pencari pakta PBB yang berusaha untuk mencari fakta pembantaian yang dilakukan negeri Yahudi tersebut.
“Kemenangan” yang diingikan lewat perang Libanon pada 2006, tidak hanya bertujuan untuk menghancurkankan atau minimal memandulkan perlawanan Hizbullah tapi untuk melapangkan jalan menuju Timur Tengah (Timteng) baru.
Kita keliru bila menilai serangan Israel di Libanon saat itu yang menjadikan penculikan dua tentaranya sebagai dalih menyerang Libanon semata-mata menghancurkan perlawanan Hizbullah.
Target utamanya adalah Timteng baru yang sepi dari perlawanan Arab sehingga segala kebijakan kawasan tersebut sepenuhnya “digodok” lewat persetujuan Tel Aviv untuk melanggengkan “perdamaian” yang diinginkannya. Resolusi PBB nomor 1559 secara tyersirat bertujuan untuk melucuti Hizbullah.
Ironis
Sangat ironis pernyataan yang keluar dari Menteri Penerangan (Menpen) Palestina, Riyadh Al-Maliki yang melimpahkan tanggung jawab di pundak Hammas atas pembantaian Gaza kali ini.
Al-Miliki Sabtu (1/3) menyebut tembakan roket-roket Hamas ke bagian selatan Israel sebagai dalih negeri zionis itu melakukan pembantaian di Gaza sehingga Hamas harus bertanggungjawab atas eskalasi Gaza.
Pernyataan ini ibarat “lampu hijau” bagi Tel Aviv untuk terus melanjutkan aksi brutalnya. Sebelumnya, Presiden Abbas juga tidak tepat mengeluarkan pernyataan bahwa anasir Al-Qaidah menyusup ke Gaza.
Tanpa berniat membela salah satu faksi di Palestina, jelas pernyataan itu menimbulkan rasa kesal para petinggi Hamas sehingga Ketua Bidang Politik Hamas, Khalid Mashaal menilai pernyataan Abbas sebagai “lampu hijau” agar Israel menyerang Gaza sebab Al-Qaidah adalah musuh bersama yang harus dimusnahkan.
Sangat disayangkan pernyataan-pernyataan itu makin memperuncing perpecahan intern Palestina yang memang ditunggu-tunggu Israel untuk melanjutkan pembantaian pada saat masyarakat dunia terutama dunia Arab membisu.
Para pemimpin Palestina seharusnya sadar bahwa holocaust yang dilakukan Israel sebelum peristiwa berdarah di Gaza itu tidak membutuhkan dalih serangan roket seperti yang terjadi di Gaza. Sebab pembantaian kepada warga sipil tetap akan dilaksanakan sebagai doktrin perang zionis.
Singkatnya, penerapan doktrin tersebut kali ini selain bertujuan mempercepat pemandulan Hamas juga mempercepat terwujudnya Timteng baru yang sunyi dari perlawanan bersenjata.
Namun hampir dapat dipastikan bahwa rencana tersebut akan gagal, karena sejarah mencatat bahwa perlawanan tidak pernah padam selama penjajahan dan kelaliman terhadap suatu bangsa masih berlangsung.
|
|
hamas
New Member
Posts: 9
|
Post by hamas on Dec 30, 2008 1:27:05 GMT -5
Barak Akui Tak Berdaya Hadapi Roket Perlawanan Palestina
Al-Quds – Infopalestina: Pada saat serdadu Israel melakukan serangan ke Jalur Gaza sejak Rabu kemarin, Menhan Israel Ehud Barak mengakui ketidakmampuannya menghentikan serangan roket perlawanan Palestina atau meminimalisirnya.
Dalam pernyataannya kepada radio Israel, Barak menyatakan, badan intelijen Israel Shabak dan pasukannya dengan teknologi pertahanan dan persenjataan terutama udara berusaha menurunkan serangan roket perlawanan Palestina sebisa mungkin. Namun sayangnya mereka tidak berhasil dalam hal itu.
Sebelum serangan ke Gaza kemarin, Menhan Barak menyatakan akan menyerang secara luas dengan sarana pertempuran yang ada untuk mengurangi serangan roket atau melumpuhkan pemerintah Hamas.
Namun Barak juga menilai bahwa operasi serangan ke Gaza bukan masalah sederhana dari sisi kemiliteran karena mereka akan menghadapi tentangan berar di sana.
Sebelumnya, majlis cabinet mini memberikan izin pekan ini kepada departemen pertahanan Israel untuk menyatakan Jalur Gaza sebagai entitas musuh untuk memberikan sanksi tambahan terhadap pendudukanya seperti mengurangi suplai listrik dan bahan bakar.
|
|
hamas
New Member
Posts: 9
|
Post by hamas on Dec 30, 2008 1:27:57 GMT -5
Rezim Zionis Gempur Jalur Gaza, Ratusan Warga Palestina Gugur Syahid
'Rezim Zionis Gempur Jalur Gaza, Ratusan Warga Palestina Gugur Syahid'
Hari Sabtu tanggal 27 Desember 2008 adalah hari yang berdarah bagi rakyat Palestina. Pesawat-pesawat dan helikopter tempur zions membombardir Jalur Gaza dengan masif hingga menghasilkan keruntuhan dan kematian di mana-mana. Berita awal menyebutkan, akibat serangan brutal itu, sebanyak minimal 150 warga Palestina gugur syahid dan lebih dari 200 lainnya luka-luka dengan kondisi sebagiannya kritis. Sumber-sumber Palestina menyatakan, serangan besar-besaran jet-jet tempur Rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza hari ini (Sabtu 27/12) dilakukan dengan persetujuan AS dan Eropa. Sumber Palestina mengutip pernyataan Menlu Israel, Tzipi Livni menyatakan, serangan tersebut dilakukan atas persetujuan AS dan Eropa. Anggota parlemen Suriah, Mohammad Habash dalam wawancaranya dengan Televisi Al-Alam mengutuk sikap sejumlah negara Arab yang memberikan lampu hijau kepada Israel untuk memulai serangan ke Gaza.
Sementara itu, salah seorang pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Talal Nasar mengatakan, seragan udara Israel ke Gaza hari ini dilakukan dengan persetujuan sejumlah negara Arab dan ditujukan untuk menghancurkan Hamas dan kelompok pejuang lainnya.
Hamas dalam reaksinya terhadap serangan Israel menyatakan bahwa Israel harus membayar mahal pembantaian dan blokade mereka atas Jalur Gaza. Jurubicara Hamas Fauzi Barhoum yang sedang berada di Suriah kepada IRIB di Damaskus mengatakan, hari ini kebiadaban Rezim Zionis Israel terhadap Jalur Gaza telah menggugursyahidkan sedikitnya 150 warga Gaza. Kebiadaban ini dilakukan dengan bekerjasama dengan Otorita Palestina dan sejumlah negara-negara Arab.
Brigade Syahid Ezzuddin Qassam, sayap militer Hamas dalam pernyataannya menegaskan, para pejuang Palestina akan memakai semua opsi dan akan membalas dahsyat serangan Zionis Israel. Kelompok-kelompok pejuang Palestina seperti Gerakan Jihad Islam dan Faksi Fatah dalam pernyataan berbeda mengutuk kebiadaban Zionis Israel terhadap Gaza dan menekankan kesiapan para pejuangnya untuk menghadapi musuh penjajah.
Wakil Hamas di Lebanon, Usamah Hamdan menyatakan, Hamas mempunyai kapabilitas untuk menghadapi rezim Zionis. Sekjen Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina, Nayef Hawatmeh menyebut serangan udara hari ini sangat brutal dan meminta pejuang untuk bersatu membalas aksi tersebut. Ditambahkannya, serangan itu ditujukan untuk membasmi perjuangan bangsa Palestina. Di sisi lain, Wakil Biro Politik Hamas, Musa Abu Marzuq menuding sejumlah pejabat pemerintah Otorita Palestina terlibat dalam serangan hari ini ke Gaza. Tuduhan akan keterlibatan sejumlah negara Arab dalam serangan brutal Israel ke Jalur Gaza hari Sabtu ini diungkap oleh berbagai pihak di Palestina. Namun tak hanya negara-negara itu saja yang disalahkan. Aksi bungkam negara-negara Arab dan Islam terhadap masalah Palestina dipandang sebagai hal membuka pintu bagi rezim ZIonis untuk menggelar aksi pembantaian dahsyat di Gaza.
Anggota Komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen Iran, Parviz Sarvari kepada IRNA mengutuk aksi bungkam masyarakat internasional dan dunia Arab terhadap tragedi di Jalur Gaza. Menurutnya, pembunuhan massal terhadap warga Palestina oleh Rezim Zionis Israel adalah akibat dari kebungkaman dan dukungan terselubung sejumlah negara Arab terhadap Israel.
Iran mengutuk keras agresi massif Israel itu. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Iran, Hassan Qashqavi menilai serangan udara terbaru Rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza manambah raport hitam kejahatan rezim ini. Qashqavi meminta masyarakat internasional termasuk Dewan Keamanan PBB dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) serta seluruh negara Islam segera bertindak mencegah Israel untuk melanjutkan kejahatannya. Selain itu, Qashqavi juga mengucapkan belasungkawa sebesar-besarnya kepada pemerintah dan bangsa Palestina. Ia juga menekankan dukungan penuh Tehran kepada bangsa tertindas ini dalam menghadapi aksi brutal Israel.
Bersamaan dengan serangan udara militer Rezim Zioinis Israel ke Jalur Gaza, angkatan darat rezim ini mulai menyerang berbagai daerah di Gaza. Pusat Informasi Palestina di Gaza melaporkan, sejam setelah serangan rudal yang ditembakkan helikopter-helikopter dan jet-jet tempur Israel ke Gaza yang mensyahidkan sedikitnya 150 warga Palestina, unit angkatan darat Israel siang hari ini dengan didukung puluhan tank dan kendaraan lapis baja mulai memasuki Gaza. Hingga kini korban akibat serangan darat militer Israel belum diberitakan.
Terkait dengan serangan darat militer Israel, kantor PM Zionis Israel Ehud Olmert mengumumkan bahwa operasi militer hari ini ke Gaza akan terus berlanjut. Juru bicara Militer Israel mengatakan, perang telah dimulai dan hari-hari ke depan semua harus menanti kejadian yang lebih buruk lagi. (tgrb/irib/berbagai sumber)
|
|
|
Post by sheva06 on Dec 30, 2008 1:48:06 GMT -5
thank you for posting ........ Info penting soal Hamas. Saya simpati dengan perjuangan mereka. Hanya saya belum bisa ikut berpartisipasi dgn raga saya. Saat ini hanya doa dan sedikit bantuan materi yg kutitipkan lewat ormas2 yg punya jalur ke sana ....
|
|
|
Post by dsofandi on Jan 1, 2009 21:54:16 GMT -5
Thanks for info TS.... semoga pejuang2 palestin diberikan kekuatan olehNya. Nambahin gambar rudal Qassam, dari hari ke hari makin nambah kemajuannya nih rudal. SALUUT. A trail of smoke is seen after the launch of a rocket from the northern Gaza Strip aimed towards Israel on December 27, 2008. (REUTERS/Baz Ratner) Masked Palestinian militants from Islamic Jihad run with homemade rockets to put in place before later firing them into Israel on the outskirts of Gaza City, Saturday, Dec. 20, 2008. (AP Photo/Ashraf Amra)
|
|
|
Post by dsofandi on Jan 5, 2009 3:54:23 GMT -5
HAMAS Hancurkan Tujuh Tank ZionisPerkembangan demi perkembangan di medan jihad Gaza terus dilaporkan. Hanya saja, jika media-media Barat seperti CNN dan sebagainya melaporkan berbagai “keberhasilan” tentara Zionis-Israel, maka fakta di lapangan ternyata tidak selalu demikian. Infopalestina.com melaporkan, sejak Zionis-Israel melancarkan perang darat, Sabtu (3/1), mereka menemui perlawanan sengit dari pejuang-pejuang HAMAS. Bahkan pejuang HAMAS berhasil menghancurkan tujuh tank tempur Israel jenis Merkava dengan menggunakan bom dan misil peluncur roket. Akibatnya, sejumlah serdadu Israel tewas dan luka-luka. HAMAS menegaskan, semua tank Israel yang masu ke Gaza akan dihancurkan. Hal ini ditegaskan Jubir Batlion Al-Quds, sayap militer Jihad Islami, Abu Hamd. Sebelumnya, Batalion Izzuddin Al-Qassam menegaskan bahwa mereka berhasil menghancurkan sedikitnya dua tank dengan menggunakan roket anti tank jenis B29. Abu Hamd juga menambahkan bahwa perang yang sesungguhnya belum dimulai. “Ribuan personel kelompok perlawanan Palestina menyebar di seluruh penjuru dan siap melakukan jihad melawan zionis!” tegas Abu Hamd. Ia juga menyatakan bahwa perlawanan Palestina baik-baik saja. Tidak banyak perlawanan Palestina yang gugur. Justru Israel membantai rakyat sipil untuk menutupi kegagalan mereka. Sementara perlawanan Palestina memiliki kesiapan jika operasi serangan diperluas. Abu Hamd mengisyaratkan bahwa satuan pemantau perlawanan memberikan isyarat bahwa musuh Israel mulai mengevakuasi sejumlah besar pasukannya yang terbunuh dan luka-kuka di timur Gaza dengan menggunakan mobil pengangkut dan pesawat ke RS mereka. Ini menunjukkan Israel mengalami kerugian besar. (Infopalestina) Sumber : www.eramuslim.com/berita/palestina/hamas-hancurkan-tujuh-tank-zionis.htm
|
|
|
Post by dsofandi on Jan 8, 2009 6:50:53 GMT -5
Hamas Martyrs Sniping an Israilian Soldier and Blasting land mines in IDF Troops
|
|